Sharing info seputar Artikel, Tutorial, Informasi yang bermanfaat.

Virus “Galau” Belum Ada Obatnya

Tidak ada komentar
Virus galau merajalela. Banyak pelajar dan mahasiswa terserang virus yang belum ada obatnya tersebut. Pemerintah tidak ambil pusing akan kehadiran virus galau. Virus unik era globalisasi.
Sebagian besar pelajar SMP, pelajar SMA maupun mahasiswa menderita virus galau. Virus satu ini memang tidak sama dengan virus-virus yang biasanya kita dengar di berita nasional. Dulu, kita mendengar adanya virus Flu Babi, virus Flu Burung, dan sebagainya. Namun berjalan seiringnya waktu, akhir-akhir ini, virus galau seperti telah menjadi sebuah virus yang merajalela di lingkungan pelajar dan mahasiswa. Mirisnya, tak satu pun dokter yang mampu menyembuhkan penyakit dari virus galau ini.
Virus galau juga memiliki gejala-gejala layaknya yang disebabkan oleh virus-virus lainnya. Kehilangan semangat belajar, insomnia, dan speechless adalah beberapa gejala yang disebabkan oleh virus galau. Uniknya,  semua dokter di dunia sama sekali tidak  menyarankan penggunaan masker sebagai proteksi terhadap virus galau. Barangkali karena virus galau tidak menjangkitkan. Lalu apa sih virus galau itu? Kemungkinan besar, virus galau ialah sebuah rasa yang ditimbulkan oleh karena ketidakpuasan seseorang terhadap pengalaman percintaan yang mereka miliki. Galau, ternyata, menyerang hati manusia. Timbul karena rasa kekecewaan yang mendalam hingga mendarah daging sebagai penyakit hati. Akan tetapi, galau di sini sama sekali tidak ada hubungannya dengan penyakit Hepatitis A, B, atau C yang juga menyerang hati. Target atau sasaran utama dari virus galau, sebagian besar, ialah pelajar SMP, pelajar SMA, dan mahasiswa. Virus yang datang secara tiba-tiba ini, tidak menyebabkan kematian pada penderitanya. Namun, ada kekhawatiran akan timbulnya rasa frustasi dan pesimistik hingga menyebabkan kematian karena bunuh diri.
Sesungguhnya virus tersebut tidak mampu dideteksi melalui pengecekan di laboratorium. Selain melihat dari gejala-gejala yang timbul, virus ini juga bisa di deteksi secara intensif lewat jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter. Cara pendetesksiannya pun amatlah mudah, hanya dengan melihat status yang ter­-update milik seseorang yang ingin dideteksi. Lewat puisi kekecewaan atau larik-larik yang menyiratkan kekesalan ialah sebuah eksplorasi dari virus galau. Dengan kata lain, virus galau juga secara tidak langsung membuat manusia menjadi lebih produktif menulis meski hanya sebatas update status saja. Virus galau tidak memilih penderitanya lewat spesifikasi atau karakteristik manusia. Dokter manapun belum mampu menciptakan resep obat demi menyikapi kehadiran virus galau tersebut. Beda halnya dengan kehadiran virus Flu babi dan virus Flu Burung, pemerintah atau Departemen Kesehatan sama sekali tidak menyorotkan fokus mereka tehadap virus galau. Padahal virus galau juga berpengaruh terhadap jiwa dan karakteristik bangsa apabila kita melihat melalui pendekatan kebudayaan.
Terlepas dari penting atau tidaknya virus tersebut, penderita virus galau hendaknya mengambil hikmah dari penyakit yang sedang dideritanya. Sebagai proses pendewasaan yang bersifat abstrak, virus galau seharusnya bisa memberikan banyak kontribusi terhadap bangsa. Dengan berkarya lewat tulisan, akan lebih membantu pengisian perpustakaan dan gudang perpuisian di suatu lingkungan masyarakat. Penderita virus galau biasanya lebih ekploratif, ekspresif dan aspiratif. Itu terbukti lewat status yang di-update oleh penderitanya. Yang menjadi bagian terpenting dari virus galau tersebut ialah rasa “indah” yang tengah diderita. Jika  cinta adalah sebuah anugerah, maka galau yang hadir karena cinta, juga sebuah anugerah. Di samping itu, Menurut ilmu kedokteran, virus galau mampu melambatkan butir darah. Oleh karena itu, besyukurlah ketika mendapat vonis positif terkena virus tersebut.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar